Thursday, 20 February 2014

Miskin butuh asuransi sedangkan kaya tak butuh lagi!!

knapa mereka tidak berfikir
knapa mereka tidak berfikir, dengan ikut meng angsuransikan jiwanya
 
Tidak ingatkah ketika kau menolaknya dulu??!! (ketika kau kaya dan berlimpah harta)

dulu ketika ku tawarkan kebaikan buatmu
aku tawarkan manfaat untukmu
kau pun tak menggubris sedikitpun
kaupun hanya berfikiran semua manfaat hanya aku yang dapetkan?  
seribu kata pun ku gunakan untuk menyakinkannya.
tapi pa boleh buat pemikiran antipati tlah merusak jawaban yang sebenarnya

tak apaa,.. mungkin dia benar..
kalo hartanya bisa memberikan jaminan kesejahteraan 
walaupun mungkin di hantam badai sekalipun...
tujuh turunan sekalipun itu.. ya benar. dan akhirnyapun ku mundur berlahan
dan hanya bisa berharap semuanya khan baek-baek saja irama hidupnya
serta sesuai dengan apa yang dia harepkan

tapi.. 
ketika beberapa minggu berjalan
handphonku pun berdering, tak liat nama call tak ada di inkbox
yahh angkat saja siapa tahu ada yang emang penting
halloo mass..
iya pak. jawabku..
maaf mass ini saya, suaminya ibu X.. 
apakah dulu ibu X sudah menjadi nasabah prudential yaa??
maaf pak.. belum sih saya rasa, soalnya waktu itu ibu tidak terarik lho pak.. 
emang kanapa pak?
iya nih lho mas,.. ibuk sekarang sakit parah dan dah masuk icu, rencananya sih deperlukan juga operasi..

lha trus hbungannya apa pak dengan saya..??
maaf juga lho pak,, bukannya harta bapak sudah berlimpah khan?? ungkap ku..
dan saya rasa bapak mampulah banyar semua tanggungan sakit ibu..
iya iya juga sih mas, tapi khan semuanya akan berkurang mas apa yang kita tabungkan dari sedikit hingga seperti ini..

lha bukannya tabungan bapak emang bapak persiapkan untuk seperti itu to?? 
biaya pendidikan anak bp....
biaya ktika bapak/ibu tak mampu bekerja kembali....
biaya ketika seperti sekrang ini pak,, persiapan jika sakit.. 
(ungkapku seperti apa yang di sampaiakan ibuknya ke aku)

ya udah bapak, langsung saja. biar tidak bertele-tele..
sebenrnya apa yang bisa saya bantu buat pak X??
umpama saya mengikutkan ibu jadi ikut asuransinya skrang gmn ya mas..??
maaf pak,, (jawabku dengan sedikit berat)..
tidak bisa lho pak.. kondisi kritis seperti itu tak bakalan di approve menjadi nasabah kami

(maaf  percakapan berikutnya tdak bisa saya share karena kejadian selanjutnya sangat mengharukan)

yah.. inilah sedikit gambaran
klo kesehatan anda itu jauh lebih mahal ketimbang apa yang anda punya sekarang
klo sudah kaya kebanyakan orang terlena dengan kekayaannya, 
padahal kalo dia mau juga mampu cuman banyar premi 500.000 aja perbulan
tapi kenapa tidak di lakukannya?? yahh kerena kalo udah kaya melihat hartanya yang cukup,
bisa membuat mereka percaya diri jika di rundung masalah berat sekalipun apalagi di tunjang dengan aset2 yang banyak..

knapa mereka tidak berfikir, dengan ikut meng angsuransikan jiwanya, secara tidak langsung akan menjaga harta kekayaannya dan asetnya... kok bisa??
ya karena dengan mengasuransikan/menabung di kami, segala bentuk musibah seperti sakit kritis, kecelakaan, ataupun meninggal duniapun semuanya ada nilainya. 

benefit yang nyata
kejadian yang Bisa di pakai pelajaran penting


ktika anda sakit ditanggung!!
ketika anda sakit kritis andapun tidak usah membayar kewajiban anda!!
ktika anda pensiunn dapat dana pensiunn!!
ktika anda meninggal sekalipun akumulasi nilai peranggungannya pun 
cenderung jauh lebih besar..!!
bisa buat warisan anak dan istri anda!!!

belum lagi di tambah nilai tabungan anda yang sudah anda tabungkan ke kami
itupun mempunyai nilai investasi diatas 15%..
dan ketika anda memanfaatkan semuanya itu,, dana tabungan andapun tidak berpengaruh apa-apa alias "itu emang benefit gratis yang kita berikan" ketika anda menjadi nasabah kami..
apa lagi coba yang anda inginkan??!!

inikah buktinya
kejadian yang Bisa di pakai pelajaran penting
 
yahhh...
hidup emang pilihan.. 
ketika anda kaya dan tidak membutuhkan semua itu pun hak anda..
tapi ketika anda kaya dan mengambil keputusan bijak
anda berarti sudah mengamalkan 5 perkara sebelum 5 perkara..


semoga bermanfaat
















0 komentar:

Post a Comment