Alasannya, menurut Tantowi, asuransi bisa menjadi harapan di kala menghadapi suatu kesulitan. |
Alasannya, menurut Tantowi, asuransi bisa menjadi harapan di kala menghadapi suatu kesulitan. "Kita sangat prihatin ada artis besar yang kaya raya pada masanya, dan sangat prihatin di masa tuanya. Seringkali kami mendengar dibawa ke rumah sakit dan yang ada hanya dua beritanya. Kalau tidak ada uang buat DP (down payment atau uang muka), atau setelah meninggal enggak bisa keluar karena enggak ada uang," ujar Tantowi dalam wawancara di Hard Rock Cafe, Jakarta Pusat, Jumat (15/6/2012).
"Inilah potret artis kita," lanjutnya.
Berbeda dengan di luar negeri, Tantowi berpendapat bahwa musisi luar cukup peduli dengan bekal di hari tua. "Kalau di luar negeri benar-benar diatur manajemennya. Mereka (musisi) hanya mencipta lagu dan nyanyi, untuk hari tua diatur manajemennya dengan asuransi," kata Tantowi.
Di Indonesia bukannya sama sekali tak ada upaya untuk mengatur hal tersebut. "Pernah diatur di (negara) kita dengan asuransi. Kalau zaman sekarang kan dibayar dulu preminya kalau enggak ada apa-apa uang itu akan dikembalikan. Sekarang mau tidak teman-teman membayar preminya?" tandas Tantowi.
Sementara di lingkup Persatuan Artis Penata Musik Rekaman Indonesia (PAPPRI), Tantowi mengatakan kepemilikan asuransi sudah menjadi hal yang mutlak. "Kalau dari PAPPRI nanti akan ada kartu anggota sekaligus asuransi, karena kami enggak mau seperti dulu lagi. Seperti baru-baru ini ada (vokalis) Sam 'D'Lloyd' --meninggal karena kanker paru-paru--lalu ada pencipta lagu 'Tidak Semua Laki-Laki' yang hidupnya di petak kontrakan. Saya harap lewat keharusan asuransi dari PAPPRI next time tidak lagi terjadi (kesulitan) ke depan," harap Tantowi.
sumber: http://saifudin-prudential.blogspot.com./2012/08/tantowi-yahya-musisi-harus-melek.html
0 komentar:
Post a Comment